Senin, 29 Juni 2009

OBJEK WISATA JALAN RODA

Dulu sebelum Hyper Market menjamur di Manado mulai dari Matahari Swalayan, Rimo, Hypermart, Multemart, IT centre sampe Giant Swalayan, semua kebutuhan masyarakat Manado bahkan Minahasa terpusat di sini.. Stasiun 45... mulai dari toko kelontong, toko kain, spare parts, bangunan, toko perhiasan berderet-deret disini... bahkan bioskop President yang berdiri sejak jaman mama papa pacaran.

Kota Tinutuan yang selalu riuh ramai sebagai urat nadi perdagangan... gak bisa dipungkiri walaupun sudah banyak Swalayan Raksasa menjamur tapi disini..di pasar 45 keramaian orang berbisnis gak pernah surut.

beruntung banget gw ngantor tepat di jantung Kota Manado... kantor gw tepat berhadapan dengan pintu masuk ke OBJEK WISATA JALAN RODA, masyarakat Kawanua sebutan u/ Masyarakat Kota Manado sangat akrab dengan tempat ini.... sebuah lorong Jalan ditengah pasar tepat'a berada di kompleks Pasar 45 di Kalurahan Pinaesaan Manado, dimana terdapat berderet-deret warung kopi yang menyajikan berbagai macam kue dan masakan khas Manado... tapi tetap saja yang selalu jadi primadona adalah secangkir Kopi susu, teman mengobrol dan Papan Catur...

kalo gak salah dengar Jalan Roda telah berdiri sejak tahun 1950an... nama Jalan Roda pun terinspirasi dari kebiasaan para pedagang yang berjualan dengan mengangkat secara fisik barang-barang dagangan'a dan akhir'a mereka pun menggunan gerobak beroda untuk mengangkut'a.. akhir'a lama kelamaan mereka pun berinisiatig u/ tinggal berjualan dan menetap dilorong jalan itu... hingga akhir'a karena denyut aktivitas perdagangan yang tidak pernah sepi, masyarakat menamai lorong jalan ini dengan Jalan Roda.

Pasar telah ramai dikunjungi warga mulai dari pukul 07.00 hingga 17.00 apapun yang anda inginkan u/ mengisi perut tersedia disini, mulai dari Tinutuan makanan khas Manado, Binte Biluhuta, Mie Cakalang, Mie Brenebon, Nasi Campur dengan berbagai menu khas dari laut....

jika kebetulan ada event khusus, seperti perkenalan pejabat, ulang tahun, atau sosialisasi anti narkoba, biasanya Jalan Roda disulap menjadi panggung terbuka. Satu perlengkapan organ tunggal dimainkan bersama para penyanyi lokal yang sudah tidak asing lagi menghibur masyarakat Manado. karena'a tidak berlebihan jika dikatakan disini semua elemen masyarakat membaur, anda bisa dengan mudah bertemu dengan para Artis papan atas Manado, Ulama, Pendeta, hingga Legislator...
semua suku etnik di Manado pun dapat anda jumpai disini,mulai dari suku Gorontalo yang mendominasi sebagai pedagang, Tionghoa, Arab, hingga suku Bugis... inilah kota Manado Kota Tinutuan yang sesuai dengan Filosofi'a, bercampur baur segala macam jenis, tapi kami tetap dapat hidup dengan damai...
Jalan Roda telah menjadi ruang Publik bagi Masyarakat Nyiur Melambai, merupakan tempat pergulatan mencari nafkah bagi ratusan pedagang kaki lima...
bila ingin bertandang ke Manado belum lengkap rasa'a bila belum mampir ketempat ini... menikmati secangkir kopi hangat dengan Nasi jaha sambil melihat bagaimana kehidupan masyarakat Manado yang sebenar'a....

1 komentar:

  1. jadi rindu mo pulang....makan tinutuan deng sambel rowa,minun es brenebin...edodoee pe sadap skali...

    BalasHapus